Nagari Kajai Selatan

Nagari Kajai Selatan memiliki akar sejarah yang erat kaitannya dengan Nagari Kajai, yang telah ada sejak abad ke-16. Nagari Kajai pada awalnya terdiri dari beberapa jorong, termasuk Jorong Lubuak Sariak. Dalam perkembangan sejarahnya, kawasan perkampungan tradisional di Jorong Lubuak Sariak dikenal dengan nama Tinggam Kajai, yang terdiri dari tiga kampung tradisional:

• Tinggam Mudiak, dipimpin oleh Datuak Sati dari suku Jambak
• Tinggam Hilia, dipimpin oleh Datuak Managun dari suku Caniago
• Kasiak Putiah, dipimpin oleh Datuak Sutan Gumbalo dari suku Caniago

Perkampungan ini didirikan oleh Siak Bonda (Tongku/Tuanku Imam) yang mendapat tugas dari Yang Dipertuan Daulat Parik Batu yang berkedudukan di Simpang Empat. Dalam sistem pemerintahan adat, masing-masing perkampungan dipimpin oleh seorang datuk.

Pada masa penjajahan Belanda, daerah ini mengalami perubahan administratif, namun nilai-nilai adat dan budaya tetap dipertahankan oleh masyarakat setempat. Setelah kemerdekaan Indonesia, Nagari Kajai menjadi bagian dari sistem pemerintahan desa di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, untuk mempermudah pelayanan dan pemerintahan, dilakukan pemekaran wilayah, sehingga terbentuklah Nagari Kajai Selatan. Nagari ini kini memiliki beberapa jorong, termasuk Jorong Pasa Lamo.